Kematian adalah keniscayaan yang tidak satu jiwa pun yang mampu menghindarinya. Dalam membahas suatu kematian bisa menimbulkan sebuah pro dan kontra yang menyimpan kepedihan pada setiap jiwa manusia. Yaitu kesadaran dan keyakinan bahwa kematian sudah pasti akan tiba dan hilanglah semua yang dicintai dan dinikmati dalam hidup di dunia ini. Sifat seperti inilah yangyang akan menimbulkan sebuah bentuk protes didalam diri senderi yang menolak bahwa masing-masing diantara kita tidak mau mati. Setiap orang berusaha untuk menghindari semua jalan yang mendekatkan ke pintu kematian. Jiwa kita selalu menginginkan dan membayangkan keabadian. Sifat yang demikianlah yang akan memunculkan dua pandangan kematian.
Pertama yaitu pandangan manusia yang religious, yaitu mereka yang menjadikan dan berkehidupan dengan pedoman agama. Dan beranggapan bahwa keabadian setelah mati itu ada dan untuk mendapatkan kebahagian abadi, sesorang yang religious menjadikan akhirat sebagai prioritas dan target paling tinggi.Kedua adalah pandangan manusia yang sekuler yaitu manusia yang tidak mempedulikan dan menyakinin akan adanya kehidupan setelah mati. Manusia sekuler hanya memikirkan dunia saja tidak mempercayai akan adanya akhirat.
Mengapa setiap membicarakan atau membahas tentang kematian manusia tidak pernah terbebas terhadap rasa takut?, jawabannya karena memang benar manusia sesungguhnya semua menolak akan kematian. Esesiensinya adalah sikap penolakan akan kematian karena kematian selalu identik dengan tragedy, sakit, ketidakberdayaan, kehilangan, dan kebangkrutan hidup. Karena sesungguhnya siapapun orangnya, entah presiden, jendral perang, dokter, ilmuwan, selebritis, orang tua, pemuda, anak-anak tidak akan mampu berdaya untuk menghindari apalagi melawannya ketika maut atau kematian sudah datang.